Situasi
dan kecenderungan lingkungan strategis pada awalabad 21 sangat jauh berbeda
biladibandingkan dengan periode satu dekade terakhir dalam abad 20. Situasi
politik internasional saat ini selain masih diwarnai oleh permasalahan lama
yang belum berhasil diatasi, dan semakin bertambah kompleks dengan hadirnya
serangkaian masalah baru. Disamping itu, kecenderungan lingkungan strategis
semakin sulitdiperkirakan karena ketidakteraturan dan ketidakstabilan semakin
menjadi corak dominan.
Dalam
menganalisis pola lingkungan strategis di suatu kawasan, dibutuhkan jawaban
atas beberapa pertanyaan utama. Pertanyaan tersebut meliputi pihak-pihak mana
saja yang berkepentingan di wilayah tersebut, hal-hal apa saja yang bisa
dieksploitasi dan keuntungan yang didapat, kompetitor utama mereka, apa yang
dilakukan, serta potensi ancaman maupun konflik-konflik potensial yang bertensi
tinggi.[1]Sebagai
contoh, Asia Pasifik merupakan wilayah paling dinamis dan berpotensi tidak
stabil di dunia saat ini. Kawasan Asia Pasifik meliputi kombinasi berbagai
kekuatan besar yang saling bersaing. Terdapat potensi-potensi strategis yang
mengancam stabilitas kawasan, antara lain sengketa teritorial, konflik dengan
unsur sejarah yang belum terselesaikan, ideologi politik yang bersaing,
transisi ekonomi, pergeseran keseimbangan militer dan budaya yang berbeda.
Bentuk arus ketertiban strategis di kawasan Asia Pasifik
belakangan ini adalah hegemonik parsial yang dibangun melalui hubungan aliansi
bilateral antara Amerika Serikat dengan Jepang, Korea Selatan, dan
negara-negara lain di Asia Tenggara. Cina yang berada di luar aliansi ini
membentuk aliansi baru dengan menjalin hubungan bilateral dengan Russia dan
Korea Utara.Hubungan ketegangan yang terjalin diantara Amerika Serikat, Cina,
Jepang, Rusia, Korea Utara, Korea Selatan, Taiwan, dan Negara-Negara Asia
Tenggara akan menjadi tantangan dalam mengelola bahkan jika wilayah itu sudah
membentuk lembaga pemerintahan dengan baik, tetapi dengan tidak adanya
institusi yang kuat dan koheren membuat tantangan keamanan regional tersebut
menjadi lebih besar.[2]
[1]John
Peterson, “The Strategic Environment”, diakses melalui http://www.au.af.mil/au/awc/awcgate/ndu/strat-ldrdm/
pt1ch2.html
[2]G. John Ikenberry,
Jitsuo Tsuciyama, (2002), “Between Balance Of Power And Community: The Future
of Multilateral Security Cooperation In The Asia Pacific”, International
Relations of The Asia Pacific 2(1): 69.
*tulisan ini hasil karya Anggun Puspitasari,S.IP (anggunpuspit@gmail.com)
No comments:
Post a Comment