Sudah lama ingin ke Lombok,
akhirnya kesampaian juga setelah menerima undangan untuk hadir di Konferensi
Nasional Pusat Studi Linkungan Indonesia,.yeaaay
Sayangnya, venuenya adalah di tengah kota Mataram. Konferensi pun
berlangsung sampai malam, jadi selama dua hari di Lombok saya tidak berjumpa
dengan butiran pasir pantai,.Lombok jadi ga pedes..
Di hari ketiga, akhirnya saya dengan ditemani mantan mahasiswa UBL
(mudahnya disebut demikian) dengan semangat piknik kita menuju Gili Trawangan
(Gili terbesar dibandingkan Gili Air dan Gili Meno di lombok).
Berangkat dari Mataram sudah hampir jam 2 dan sampai di Pelabuhan Bangsal Pemenang, tempat
penyeberangan jam 3 kurang. Ada dua pilihan menuju Gili Trawangan, naik public
boat (tiket 10rb per kepala) atau sewa private boat (lk 500rb pp).
Setelah menunggu hampir 15 menit kami pun menaiki boat. Mesin motor boat agak susah nyala dan terbatuk-batuk
membuat saya agak deg-degan. Ditambah lagi
kombinasi antara laut yang mulai pasang dan angina yang sedang kencang. Mas
di sebelah saya seorang instruktur outbond yang kerjaannya wara wiri naek boat
tanpa saya tanya menjelaskan dengan sabar apa yg sdg dihadapi.
“kalau di antara gili
memang begini, karena anginnya terjebak, nanti kalau sdh lewat airnya agak
tenang”
Ketika saya sdh sangat
pucat dan keringat dingin dia berkata “tinggal satu gili lagi kok” Alih-alih
menenangkan, kata 1 gili lagi menambah beban pikiran saya yang ingin segera
sampai.
Beberapa kali ombak ada di samping saya dan seperti hampir menelan boat
yang lagi batuk ini. Beberapa penumpang yang egois mengambil pelampung. Saya hanya melihat beberapa jaket pelampung tidak
sebanding dengan sesak penumpang. Untung saya baru baca buku “si cacing..” jadi
saya kalem aja,. Saya tidak takut dengan gelombang dan angin laut, tapi perut
saya bergejolak sekali. Jangankan di laut yang bergelombang, di darat mulus aja
saya bisa jackpot :D
Perjalanan yang seharusnya hanya sekitar 30an menit itu menjadi lebih lama, sehingga
ketika turun saya betul-betul sudah pucat!
Meski dg terhuyung memucat,
saya menjadi antusias melihat jejeran perahu di atas air hijau-biru dan pasir
putih. Nampak beberapa mbak2 bule snorkeling di dekat perahu, sedang di pinggir
pantai banyak yang sunbathing.
Hey para alay: “Jadi gua harus bilang WOW” nih!
 |
Gili Trawangan |
 |
meski memucat tetep gembireee... |
 |
kalo rental sepeda siap2 mengayuh di pasir ya |
 |
"jadi gua harus bilang WOW" |
Karena boat terakhir jam
5pm dan kaki masi lemas kita bertiga naek cidomo (delman kuda) keliling Gili
Trawangan. Kata mas kusir, tarif resmi keliling 125rb..kalo yg naek bule bisa
lebih mahal lagi. Belum hilang mabok laut saya, ternyata naek cidomo juga penuh
gejolak. Si kuda kecil berlari kecil di atas pasir, manakala kita
terlempar-lempar di atasnya doooh mabok lagiiii aaah,,…mabok lagiii..
Keliling dengan cidomo
kurang dari sejam saja seluruh Gili Trawangan sudah habis. Goncangan sepanjang
jalan terbayar dengan keindahan pantai dan pemandangan yang mengelilinginya.
Saya cukup puas meski hanya keliling saja karena memang harus segera mengejar
boat terakhir. Ternyata kita harus naek boat tambahan jadi bayar 15rb per
orang.
 |
boarding..siap2 memucat lagi |
Dalam perjalanan balik,
lagi-lagi boat kita diguncang angin dan ombak yang sering menampar pipi saya
(dibayar di dunia nih). Rasanya ombak dan angin pulang lebih ganas, bahkan
mbak2 di depan saya komat kamit baca doa ga putus2. Tapi mas di depan saya
tetep asik ngunyah satenya, bahkan pake mengeluarkan tangan menyentuh ombak
hanya untuk cuci tangan sesudah makan ckckckck Saya memilih merem aja, perut mual setiap
melihat si mas mengunyah makanannya. Hal
yang menenangkan saya adalah melihat ekspresi “sopir” boat yang nampak tenang dan
mantab mengemudi, didukung oleh mesin boat yang besar dan laju. Saking mantab
dan lajunya, dia tidak peduli ketika semua penumpang menjerit karena boat kita
seperti mau ditelan ombak ketika ngepot (ga tau bahasa Indonesianya haha) Dan
memang terbukti kita sampai lebih cepat pheeeww…
Sungguh short trip yang
sangat memabukkan,..tidak perlu minum alkohol atau ngelem kalau cuma pengen
mabok,..dan yang ini MABUK HALAL loooh..
Senggigi, 14 September 2012
D