Selesai urusan konferensi yang
dilaksanakan di hotel 8 degrees kami bertiga menumpang free shuttle bus hotel
ke MTR Hung Hom (line biru muda) menuju Lowu. Waktu tempuh lebih kurang
60menit, dan harga tiket HK$55. Sampai di stasiun Lowu orang berbondong-bondong
menuju imigrasi yang terbagi menjadi 3 line yaitu yellow line untuk warga
mainland China, green line untuk warga HK, dan pink line untuk non other
mainland visitor. Setelah diijinkan masuk, kita menuju lantai 2 untuk bayar VoA
(visa on arrival) RMB168 dikasi 5
hari aja.
Sebagi pemegang paspor hijau kita
bisa memperoleh voa untuk memasuki ZET Shenzhen. Berdasarkan pengalaman trip
ini, saya menyarankan untuk apply visa di Indonesia biar aman mau keluar masuk
dari port mana saja (cerita lengkap coming
soon).
Bebas urusan dengan imigrasi kita
keluar di pintu Luohu Station (stasiun MTR Lowu terhubung langsung dengan Metro
di Luohu Station. Menurut hasil googling,
jarak hotel tempat kami menginap adalah 10-15menit walking distance dari stasiun Luohu. Sekali lagi, saya kembali
tidak percaya dengan kata “dekat” di China. Dengan kaki yang sudah mengeras
seperti singkong selama jalan2 di Hongkong, saya tidak setuju dengan kata “dekat” ini.
Terseok2 menyeret koper kita mengarah ke kiri menuju jalan Yantzhe Road mencari
Home inn Luohu.
Saya suka dengan hotel ini karena
bersih dan murah (yang terakhir sepertinya alasan utama). Kamarnya memiliki
fasilitas standar bintang 3, ada hot shower, toiletries, hairdryer dan TV flat
yang sekilas mirip Aquos ternyata setelah pakai kacamata bermerk Across (soooo
China). Sayangnya, bed di hotel ini keras seperti umumnya hotel di China (keras
mana dengan jaman dinasti Ming yang tidur berbantal batu giok???).
Yang paling membahagiakan kami adalah ada restoran halal yang buka 24 jam tepat di seberang jalan hotel (sepertinya pemiliknya muslim dari Tibet). Kita tinggal tunjuk gambar di menu dan berharap yang keluar sesuai pesanan (kalau ga bisa bahasa mandarin ga usah bawel nanya deeh). Harganya terjangkau sekali, sekitar RMB10-15 dg porsi besar, dan rasa yang uenaakkk tenannn. Menemukan masakan enak dan halal di China sungguh surgawi!!!
![]() |
Home Inn Luohu, Room 0900, Beautiful number for Beautiful Guests |
Yang paling membahagiakan kami adalah ada restoran halal yang buka 24 jam tepat di seberang jalan hotel (sepertinya pemiliknya muslim dari Tibet). Kita tinggal tunjuk gambar di menu dan berharap yang keluar sesuai pesanan (kalau ga bisa bahasa mandarin ga usah bawel nanya deeh). Harganya terjangkau sekali, sekitar RMB10-15 dg porsi besar, dan rasa yang uenaakkk tenannn. Menemukan masakan enak dan halal di China sungguh surgawi!!!
Bahkan makanan surgawi pun perlu perjuangan ya.. |
Saya sebetulnya sudah cukup puas
dengan nikmat makanan halal tadi, tapi Dina dan Nisa masih ingin mencari surga-surga
dunia lain yaitu shopping centre! Stasiun
Luohu sendiri terletak di Lo Wu shopping plaza. Kawasan belanja lain di
Shenzhen adalah Dongmen-Luohu, dari Metro Luohu turun di Metro Dongmen atau Laojie. Jadi kalau niat utama
kunjungan adalah belanja, maka menginaplah di kawasan ini. Bagi saya kawasan
dan barang yang ditawarkan ga jauh beda dengan di Mangga Dua. Tapi buat yang ahli
dan tega nawar, bisa dapatharga murah banget. Dina yang memang berniat membeli
koper induk (atau induknya koper ya?) dengan kemampuannya bisa menekan harga
sampai batas bawah, dan membuat cicik penjualnya mengibarkan bendera putih. Bahasa
bukan kendala disini,.tinggal tunjuk dan pencet angka di kalkulator transaksi pun
terjadi dengan cepat.
Merujuk kepada isi dompet, kita
bertiga memutuskan hubungan dengan dunia belanja. Dalam itinerary yang saya
buat, seharusnya kita akan mengunjungi Window
of the World. Tempat ini seperti Madurodam yg ada di belanda, isinya
miniatur bangunan atau tempat2 terkenal dari berbagai negara seperti menara
Eifel dan Pisa, piramid Giza bahkan Borobudur. Rencana untuk mengunjungi dan Window of the World terpaksa kita batalkan mempertimbangkan persediaan
bee oil alias minyak tawon menipis
(tentu dompetnya juga). Sisa minyak disimpan karena ada agenda yang belanja
berikutnya yaitu di Guangzhou.
Eh iya sekedar saran, kalau tidak
mengerti tulisan dan bahasa China, bawalah peta Metro Shenzhen seperti yang
saya unduh dari sini;
![]() |
Print ini sebelum Buta Huruf |
Shenzhen tidak seperti HK yang
menyediakan peta gratis dimana saja (dlm bhs Inggris tentu saja). Penduduk Shenzhen
lebih ramah jika dibandingkan di HK, tapi keramahan mereka malah makin
merepotkan kalau kita tidak mengerti apa yang mereka ucap atau tuliskan.
Kejadian ketika mau pergi ke Splendid
of China, tidak satupun orang yang faham. Nasib baik saya membawa brosur kota
Shenzhen dari HK, dan setelah saya tunjuk gambar tempat yang saya mau tuju barulah
mereka faham kita akan kemana. Tetep aja kita mesti menebak petunjuk yang
mereka berikan,..duh duh duh susah hidup ini kalau Buta Huruf!
Cerita akan dilanjutkan di Guanzhou..c u
Changi--Seraya BL, 16 Juni 2012
D
No comments:
Post a Comment