Perjalanan ke Budapest
berawal ketika aplikasi saya diterima di CEU (Central European University).
Oktober 2003 saya akhirnya berangkat workshop ke Budapest, Hongaria.
Alhamdulillah banget, bisa pergi ke luar negeri untuk pertama kali dan GRATIS,
tiket dan akomodasi ditanggung CEU (nikmat mana lagi yang kau dustakan!). Urusan
visa berjalan lancar karena semua dokumen lengkap semuanya. Kebayang kalau
urusan visa memakan waktu lama bisa pingsan deh,..lha wong saat itu AC di
kedutaan Hongaria dimatiin dengan alasan penghematan listrik. Saya bahkan sempet
mikir “segini miskinnya kah negara yang akan aku kunjungi?” tapi semua itu
tidak menurunkan semangat untuk pergi kesana.
Singkat cerita,
berangkatlah saya ke bandara Soekarno-Hatta,Cengkareng. Saya naek KLM Royal Dutch Airlines dengan rute
JKT-AMS-BUD. Perjalanan yang lumayan panjang dan lama, Jakarta-Amsterdam aja
sekitar 10 jam, lanjut Amsterdam-Budapest sekitar 2 jam. Ketika di pesawat dari
Belanda ke Hungary akhirnya saya menemukan Tian, peserta lain dari Indonesia.
Sebetulnya kita sudah janjian sejak dari Jakarta tapi karena satu dan lain hal
kita ketemunya pas di KLM, AMS-BUD.
Setelah mendarat di Budapest Ferihegy Airport (BUD), kita naek taksi ke dormitory CEU di daerah Kerepesi.
Perjalanan dari airport ke dormitory
yang letaknya termasuk suburb, kita
melewati daerah-daerah pedesaan. Di jalan sempet ketemu orang lagi naek sepeda penny-farthing, itu loh sepeda jaman Eropa dulu yang ban
depannya gede tinggi dan di belakangnya kecil banget, jadi serasa kembali ke
masa lalu deh.
Hari pertama tiba di
Budapest kita gunakan untuk “orientasi lapangan”, maka pergilah kita ke downtown. Begitu sampai ke centrum, saya betul-betul takjub melihat
begitu cantiknya kota Budapest ini. Budapest sungguh kota yang sangat indah,
bahkan konon julukannya adalah "Parisnya Eropa Timur". Banyak
bangunan tua peninggalan masa lalu yang masih keliatan cantik meski terkesan
dingin. Melihat bangunan-bangunan tua itu, saya jadi inget cerita-cerita
vampir. Hongaria memang salah satu negara yang terkenal dalam sejarah
“kevampiran”. Saya jadi membayangkan mereka dulu hidup di salah satu bangunan
di sepanjang jalan yang saya lalui, ngeri campur seneng rasanya.
Budapest dibelah oleh
sungai Duna (Danube) yang membagi wilayahnya menjadi Buda di sebelah kanan dan Pest
di sebelah kiri. Tempat-tempat menarik yang biasa dikunjungi di wilayah Buda adalah Buda Castle dan Citadela.
Sedangkan Pest merupakan pusat
pemerintahan, dan banyak juga tempat-tempat menarik yang wajib dikunjungi
seperti St. Stephen's Basilica, Hungarian
Parliament, Hero’s Square dan Andrássy Avenue. Kedua wilayah itu dihubungkan oleh jembatan Széchenyi lánchíd atau Széchenyi
Chain Bridge yang indah. Menyusuri jalan di sepanjang sungai sungguh
menyenangkan, rasanya damai, suasana tenang menghanyutkan. Di pinggiran sungai
banyak café dan kursi-kursi untuk
bersantai menikmati sungai. Saya senang sekali melihat pemandangan romantis, sepasang
lansia duduk berjemur berdua di sore yang cerah (mungkin mereka menjadi tua
karena kelamaan berjemur kali ya? hahahhaha).
 |
CEU Dormitory |
 |
St. Stephen's Basilica |
 |
Central European University (CEU) |
 |
Salah satu sudut kota Budapest |
 |
Sungai Danube yang membelah Buda dan Pest |
 |
Hungarian
Parliament |
 |
National Theater |
Kita memutuskan untuk ikut sightseeing tour naik bis biar lebih
puas keliling. Sambil menunggu bis, saya manfaatkan dengan berfoto di sekitar centrum terutama dengan latar belakang
patung besar salah satu tokoh komunis mereka di tengah-tengah centrum.
Disinilah kisah pembuktian kota seribu patung itu bermula…
Seperti kebanyakan
negara-negara bekas komunis lainnya, di Budapest banyak sekali didirikan
patung-patung terutama yang melambangkan kebesaran tokoh-tokoh komunis mereka. Sepanjang
perjalanan sightseeing tour itu, kita
menemukan patung dimana-mana dari yang berukuran kecil maupun besar, di kiri
kanan atas bawah semua ada patung. Gilanya bahkan ada patung yang nempel di
bangunan tinggi gitu, mbayangin pas bikinnya aja leher saya udah pegel
hahahhaha..
 |
Patung pertama di Centrum..masih penuh kebanggaan fotonya |
Herannya cerita perburuan
patung di Budapest tetap dilanjutkan. Setelah seharian naik bis keliling
Budapest kita memutuskan akan balik lagi ke beberapa tempat yang menarik
seperti ke Hero’s Square dan Citadela.
Hero’s
Square yang terletak di city park
dan di ujung Andrássy Avenue merupakan landmark kota Budapest. Ia termasuk
salah satu the world heritage site
yang ditetapkan oleh UNESCO. Di sebelah kirinya terdapat bangunan Museum of Fine Arts dan di kanannya adalah
Palace of Art. Tepat di tengahnya terdapat Millennium Memorial atau Millennium Monument
yang dibangun tahun 1896 tepat 1000 tahun (Milenium) peringatan kedatangan
bangsa Hongaria mendarat di Carpathian Basin di Eropa Tengah ini. Monumen ini terdiri
dari dua pilar dan satu tugu. Masing-masing pilar diletakkan patung-patung raja
dan pahlawan Hongaria. Di setiap puncak pilar ada patung yang merupakan simbol War
and Peace, Work and Wellfare, Knowledge and Glory. Sedangkan di puncak monumen
terdapat patung simbol agama Roman Catholic.
Perjuangan untuk kembali
melihat patung-patung ini sungguh seru. Dari dormitory kita terpaksa jalan kaki menuju stasiun Metro, karena bis
pada ga mau berhenti di halte kita. Mereka tertib banget, kalau bukan jalurnya
ga mau berhenti. Enakan di Jakarta ya, bis dan angkot bisa berhenti dimana aja,
bahkan kalau perlu mundur mendekati kita wkwkkwkk…Kita turun di centrum dan berusaha mencari Yellow Line (M1) yang berdasar buku
petunjuk menuju Hero’s Square. Sempat salah jalur dan ketemu dengan sepasang lansia
yang berusah membantu kita tapi ga bisa ngomong Inggris, mereka ngomong pake
bahasa Belanda trus Rusia tetep aja kita ga ngerti, malah ruwet ngobrolnya
heheheh
Setelah berhasil menemukan Yellow Line (M1), sekali lagi kita salah
turun stasiun. Sepanjang jalan kita nanya ke beberapa orang dan jawaban mereka
sering beda, beginilah “banyak bertanya sesat di jalan”!. Akhirnya kita
mengandalkan feeling saya (partner
saya mengakui kehandalan saya dalam membaca jalan, berkat sering ngluyur di
Blok M!), dan terus berjalan sehingga ketemulah itu patung-patung pahlawan.
Ternyata, mereka lebih mengenal Hero’s
Square ini dengan nama Hősök tere (Hungarian), pantes lah jawaban mereka
beda semua…capek deeh!
 |
Hosok Tere..Hero's Square..apalah arti sebuah nama? |
 |
Patung ga penting, sungguh! |
Saat
itu bulan September, Fall season dan
jelas sudah mulai dingin. Hari itu saya saltum hanya memakai jaket biasa dengan
pedenya, karena ketika berangkat matahari bersinar dengan terang dan panas.
Kita berhasil menemukan Hero’s Square sudah menjelang magrib dan
udara mulai dingin. Selama kita jalan, kalau saya mulai kedinginan kita masuk
ke toko-toko souvenir pura-pura mau
beli padahal nebeng heater mereka
hahahha…Sepanjang jalan pulang (lagi-lagi ga tau bis mana yang berhenti di
halte dormitory), saya semakin
menggigil kedinginan dan ketika sampai langsung mimisan…semua ini demi
patung!!.
Berikutnya adalah
perjuangan kembali mengunjungi Citadella.
Dalam bahasa Hongaria Citadella berarti benteng, terletak di Gellért Hill
yang berada di puncak bukit di bagian wilayah Buda. Dari puncak bukit ini
pemandangannya indah sekali, kita bisa melihat sungai Danube di bawah dengan
jembatan-jembatannya. Benteng di puncak bukit ini merupakan salah satu
peninggalan sejarah Kerajaan Habsburg, jaman Eropa masih dalam kekuasaan Holy Roman Empire. Jadi jalan-jalan kesini seperti mengingat kembali kuliah Sejarah
Diplomasi Eropa deh…
 |
Budapest from Citadela |
 |
Patung di Citadela |
 |
ehh patung lagi |
Kita
ketemu dengan orang Indonesia yang bekerja di restoran Cina di dekat kampus
CEU. Si mas ini begitu bersemangat ketemu dengan sesama orang Indonesia, jadi
setelah makan kita ngobrol-ngobrol sambil dijamu dengan Chinese tea yang panas cocok dengan udara yang dingin. Berkat
petunjuk mas ini (kalo ga salah namanya David), kita tau ada bis yang menuju
Citadella. Akhirnya kita naik bis ke sana, tapi sekali lagi kita salah turun
akibatnya kita harus jalan kaki menuju puncaknya. Sebetulnya sudah ada jalan
yang disediakan untuk hiking, yang
jelas memutar jauh. Tetapi begitu patung di depan benteng sudah kelihatan di
atas kita (Monas juga keliatan dari mana-mana), akhirnya diputuskan mengambil
jalan pintas dengan mendaki bukit yang seharusnya kita putari. Singkatnya,
meski ngos-ngosan dan bersimbah keringat sampailah kita di depan patung itu,
dan begitu sampai dorm saya langsung
muntah-muntah,…duuuh beratnya mau ketemu patung!
Ada lagi patung yang
lumayan menyiksa kaki kita untuk melihatnya yaitu patung anak kecil dengan background sungai Danube (the statue of the little princess). Gambar
ini terkenal banget karena tercetak di kartu pos, di website resmi juga ada. Kita menyusuri sungai karena ingin poto
dengan patung ini. Bayangan kita ini juga seperti patung-patung lain yang megah
di salah satu sudut kota. Setelah beberapa kali akhirnya kita menemukan bocah
ini dan ternyata hanya sebuah patung kecil yang nempel di pagar pembatas
sungai…mungkin karena masih anak-anak jadi patungnya kecil ya? hahahahaa
 |
Patung bocah ini ada di semua brosur wisata Budapest |
 |
Kaki mau patah demi ketemu patung ini |
Hari-hari terakhir di
Budapest kita sempatkan mengunjungi Fisherman's Bastion on
Castle Hill agak jauh dari Budapest tapi masih di bagian Buda. Dengan naik
metro sampailah kita ke kastil ini dan sungguh ga rugi jauh-jauh kesini karena
pemandangan dari atas bagus banget. Kita bisa melihat keindahan sungai Duna, Margaret
Island, Pest ke Timur dan Gellért Hil. Sayangnya saat
itu dingin sekali, jadi kita fotonya buru-buru banget ga tahan dengan udara dan
angin yang dingin. Selain panorama yang begitu cantik, di tengah kastil ini
terdapat patung perunggu Stephen I of
Hungary, patung lagi patung lagiiii….
 |
Kastil yang dingin dan banyak patung tentu saja brrrrr.. |
Setelah yakin bahwa Budapest
itu kota seribu patung, setiap kali kita lewat centrum dan melihat para turis
berpoto di patung yang sama ketika saya baru datang, Tian langsung bilang ",..den kasi tau
tuh, masi banyak patung lainnya" hehehee bodoh betul.....
Jadi inget ya.., kalo ke Budapest jangan terjebak dengan patung-patung
disana!
Seraya 2 Jan 2010
Salam piknik,
D
No comments:
Post a Comment